Baru-baru ini, dunia Pekerja Migran digegerkan dengan dengan kasus penyekapan hingga penyiksaan yang dialami sekitar 241 Pekerja Migran Indonesia di Kamboja.
Awalnya mereka mendapat informasi pekerjaan tersebut melalui media daring seperti Instagram dan Fesbook. Mereka ditawari untuk bekerja di hotel, kasino. Dengan gaji yang tinggi akhirnya banyak yang tergiur.
Namun sesampai di Negara tujuan, mereka tidak segera bekerja sesuai janji perekrutnya. Mereka dipekerjakan sebagai costumer cervice yang cara kerjanya untuk menjaring konsumen investasi. Namun investasinya adalah investasi bodong atau scamming online. Mengetahui pekerjaan tersebut bukan pekerjaan yang sesuai dengan janji awal, maka banyak akhirnya dari korban yang mulai mencari pertolongan untuk segera dipulangkan kembali ke Indonesia. Mereka merasa tertipu. Padahal untuk berangkat ke Kamboja tentu saja mereka mengeluarkan biaya yang cukup tinggi.
Berkaca dari dugaan trafficking dalam kasus scamming online di Kamboja tersebut, iming-iming gaji tinggi, pekerjaan nyaman serta proses yang mudah menjadikan faktor PMI tergiur.
Keinginan bekerja dengan gaji yang baik haruslah diikuti dengan kewaspadaan yang tinggi. Jangan sampai, karena kemauan yang tinggi namun membutakan hal hal penting yang harus diketahui.
Pekerja dengan tujuan Kamboja tersebut, kebanyakan mendapatkan informasi dari media daring, atau media social. Tidak masalah jika informasi pekerjaan tersebut dari media daring, namun sebaiknya melakukan croscek terlebih dahulu kepada Dinas Tenaga Kerja setempat. Kewaspadaan juga harus tinggi menyangkut kelengkapan dokumen dan prosesnya.
Jika rekrutmen memanngkas proses seperti tidak mendaftarkan ID ke disnaker atau tidak tercatat pada Sistem Komputerisasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (siskop2mi) serta tidak memberikan kelengkapan dokumen kontrak kerja, maka pekerjaan tersebut perlu dicurigai.
Taka da salahnya menanyakan proses tersebut legal atau illegal. Jika mengetahui proses tersebut illegal tentu masih ada waktu untuk membatalkan keberangkatan.
Ada banyak pilihan Negara penempatan yang menjamin keselamatan para pekerjanya. Misalkan Hongkong, Taiwan juga Korea. Karena Negara-negara tersebut sudah jelas system perundangannya terhadap para pekerja migran.
Dalam bekerja tidak hanya melulu segera berangkat bekerja, tetapi harus pula mempertimbangkan keselamatan jiwanya juga.## tai-ind
Comments